Dampak
Positif Kebebasan Pers
Dampak
positif dari pers adalah sejalan dengan fungsi pers dalam kedudukannya yaitu
memberi ruang kepada publik untuk menginformasikan segala sesuatu yang berguna
untuk khalayak umum dari semua golongan yang ada dalam masyarakat, dan dapat
memberi tambahan wawasan nusantara dalam kehidupan bernegara ataupun memberi
ruang pendidikan secara umum.
Dampak
Negatif Kebebasan Pers
Dampak
negatif yang ditimbulkan oleh Pers sangatlah banyak apabila masyarakat tidak
bisa memilah mana yang harus ditonton atau didengarkan, apalagi untuk golongan
muda, yang sangatlah rawan dengan dampak buruk kebebasan Pers, karena pers
dampak mempengaruhi tingkah laku, pola pikir seseorang secara tidak sadar dan
dapat menimbulkan ketagihan akan hal yang disenangi pemirsa, karena
perkembangan mode yang ditampilkan oleh pers cenderung mempengaruhi trend dan
gaya anak muda zaman sekarang salah satunya trend berbusana, model potongan
rambut, dan trend perawatan tubuh. Saat ini saja kebebasan Pers yang sudah
tersentuh arus globalisasi dapat memimbulkan pola konsumtif seseorang.
Contohnya adalah banyaknya iklan di media baik media elektronik maupun media
massa yang dapat meningkatkan seseorang ingin berbelanjaan secara berlebihan.
Untuk
kedepannya kebebasan Pers haruslah diimbangi oleh pemikiran pemikiran yang
logis yang akan memberi contoh positif untuk kalangan muda agar bangsa ini
lebih bisa menguatkan jati dirinya sendiri tanpa haruslah meniru atau
berpatokan oleh bangsa asing, karena sesuatu yang dari luar tidaklah semuanya
baik dan benar.
Dan
akhirnya bangsa ini bisa memberi contoh kebebasan pers yang positif, jujur,
benar – benar transparan, menjunjung tinggi norma, nilai, kaidah agama dan adat
istiadat kepada dunia luar
Dampak
negatif pers merupakan kebalikan dari dampak positifnya berarti kebebasan pers
dalam hal ini sangat merugikan, karena pers dapat mempengaruhi
tingkah laku, pola pikir seseorang secara tidak sadar dan dapat menimbulkan
ketagihan seperti
pemberitaan mengenai kriminalitas dan sensualitas yang di sajikan secara
fullgar. Siapa saja dapat membacanya atau menontonnya, sehingga dapat
menjerumus pada terjadinya pornografi dan premanisme. Memang benar, pers
seharusnya memberikan informasi yang mendidik masyarakat agar lebih tahu bukan
berarti mendidik menjadi premanisme atau melakukan pornografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar