Bukit Bangkirai
|
|||||||||||||||
Jika anda ingin berwisata di akhir pekan,
kawasan wisata alam Bukit Bangkirai yang terletak di Kecamatan Samboja
mungkin dapat dijadikan pilihan liburan bersama keluarga, relasi atau
kekasih. Di kawasan Bukit Bangkirai ini, wisatawan dapat menikmati suasana
hutan hujan tropis yang masih alami dan bahkan kicauan burung dan suara-suara
satwa hutan lainnya pun masih dapat didengarkan.
Tak
hanya itu, para wisatawan yang memiliki masalah berada di ketinggian mungkin
dapat mencoba tantangan untuk meniti canopy bridge atau
jembatan tajuk yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Tentunya ada
perasaan ngeri namun mengasyikkan bila menyusuri jembatan gantung di
ketinggian 30 meter dari muka tanah sementara desiran angin yang sejuk cukup
membuat bulu kuduk merinding, apalagi jembatan semakin berayun-ayun di saat
kita baru mencapai separo jalan.
Tapi
bagi yang jiwanya tidak memiliki masalah terhadap ketinggian, berjalan
menyusuri canopy bridge sungguh menyenangkan. Dari atas canopy bridge,
wisatawan dapat dengan leluasa melihat panorama hutan hujan tropis (tropical
rain forest) Bukit Bangkirai serta mengamati dari dekat formasi tajuk tegakan
"Dipteropcarpaceae" yang menjadi ciri khas hutan hujan tropis, yang
membentuk stratum atas yang saling sambung menyambung.
Panjang
keseluruhan canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai adalah sepanjang 64
meter yang menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Untuk mencapai canopy bridge,
terdapat dua menara dari kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon
Bangkirai.
"Canopy
bridge yang ada di Bukit Bangkirai ini merupakan yang pertama di Indonesia,
kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika
Serikat, dan dari segi keamanan juga cukup terjamin." kata Ir Ruspian
Noor, salah seorang petugas dari PT Inhutani I.
Sebagai kawasan wisata alam, berbagai sarana dan prasarana telah dipersiapkan bagi para wisatawan yang datang seperti restoran dengan menu yang cukup bervariasi, lamin untuk pertemuan yang mampu menampung 100 orang, serta penginapan berupa cottage dengan fasilitas AC maupun jugle cabin, yakni cottage yang tidak dilengkapi fasilitas listrik sehingga wisatawan yang menginap disitu dapat merasakan suasana hutan yang sebenarnya.
Kawasan
Bukit Bangkirai yang luasnya mencapai 1.500 hektare ini merupakan kawasan
hutan konservasi yang mempunyai peran penting untuk mengembangkan monumen
hutan alam tropika basah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan
lingkungan dan kehutanan.
Kawasan
hutan wisata ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata alam dan
penelitian ilmiah serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan
dan hutan. Pada tanggal 14 Maret 1998, 510 hektare dari kawasan ini
diresmikan sebagai kawasan wisata oleh Djamalludin Suryohadikusumo, Menteri
Kehutanan RI pada Kabinet Pembangunan VI sebagai upaya pengembangan potensi
wisata alam dan ilmiah serta untuk meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan
terutama pada flora dan fauna.
Kawasan
wisata alam ini diberi nama Bukit Bangkirai karena dominannya pohon jenis
Bangkirai yang tumbuh di kawasan hutan lindung ini. Pohon Bangkirai pun
kemudian dijadikan maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini. Di
kawasan ini banyak terdapat pohon Bangkirai yang berumur lebih dari 150 tahun
dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m. Pertumbuhan
banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai
keindahan tersendiri.
Bukit
Bangkirai terletak sekitar 150 km dari kota Tenggarong atau Samarinda dan
hanya sekitar 58 km dari arah kota Balikpapan serta 20 km dari ibukota
Kecamatan Samboja. Untuk mencapai kawasan wisata alam ini, wisatawan dapat
menempuhnya melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda empat
maupun roda dua.
Secara
geografis, kawasan Bukit Bangkirai termasuk dataran rendah (primary lowland)
"Dipterocarp forest" yang stabil, sehingga kawasan ini dijadikan
tempat invasi burung dari wilayah Kawasan Hutan Taman Wisata Bukit Soeharto
(sekitar 30 km) maupun wilayah sekitarnya yang terkena pengaruh kebakaran
hutan. Dari pengamatan yang telah dilakukan, terdapat 113 jenis burung
yang hidup di kawasan Bukit Bangkirai ini.
Jenis-jenis fauna yang ada di kawasan
Bukit Bangkirai adalah Owa-Owa (Hylobates muelleri), Beruk (Macaca
nemestrina), Lutung Merah (Presbytus rubicunda), Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis), Babi Hutan (Susvittatus), Bajing Terbang (Squiler) serta Rusa
Sambar (Corvus unicolor) yang telah ditangkarkan.
Kawasan
Bukit Bangkirai juga kaya akan anggrek alam yang tumbuh secara alami di
pepohonan yang masih hidup maupun yang sudah mati. Sedikitnya ada 45 jenis
anggrek yang dapat dijumpai di kawasan ini, diantaranya adalah Anggrek Hitam
(Coelegyne pandurata) yang sangat terkenal dan menjadi salah satu maskot
Kalimantan Timur. Selain pembudidayaan anggrek-anggrek alam, juga dilakukan
pengembangan anggrek silangan seperti Anggrek Kala, Anggrek Apple Blossom dan
Anggrek Vanda. Selain kebun anggrek, kawasan wisata alam ini juga dilengkapi
dengan kebun buah-buahan seluas 4 hektare.
Untuk
menjaga keutuhan dan kelestarian pohon bangkirai di kawasan ini, pihak
pengelola Bukit Bangkirai menawarkan program Adopsi Pohon kepada para sponsor
atau donatur untuk menjadi "orangtua asuh" bagi pohon-pohon
bangkirai yang dikehendaki. Saat ini pengadopsian pohon tersebut banyak
dilakukan oleh pihak VIVO JICA Japan. Anda tertarik untuk mengadopsi sebuah
pohon? Datanglah ke Bukit Bangkirai, berekreasi sambil melestarikan alam. (win)
|
Sabtu, 22 Februari 2014
PARIWISATA KALIMANTAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar